Minggu, 27 November 2011

Tafsir Mars PLH

Judul : Mars PLH
Ciptaan : Drs.Oan Hasanuddin,RO.,Akp.,MA.
Aransemen : F. Ilham,SPd.

Bait 1 :
Tuhan ciptakan alam nan indah
Manusia penerima amanah
Wahana Karya bernilai ibadah
Ambil manfaat jangan serakah

Tafsir :
Allah sebagai pencipta alam ini telah menciptakan dengan sempurna, banyak manfaat dibalik keindahannya dengan pengharapan manusia sebagai khalifah mampu menjaganya dengan tetap beribadah dan mampu menahan diri agar tidak serakah.

Bait 2 :
Karya agungnya teramat luhur
Semua makhluk hidup makmur
Amal berkah tumbuh subur
Jagad raya sujud syukur
Tafsir :
Makhluk di muka bumi patut bersyukur karena Allah telah menciptakan bumi ini dengan indah dan sempurna. Dengan begitu ini bukan bermaksud manusia cukup menikmatinya saja namun juga tidak lupa untuk beribadah dan bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah,amal pun akan terus mengalir.

Bait 3 :
Buma buha mata
Buka mata buka hati
Memelihara alam titipan Allah

Tafsir :
Mata dan hati sangat erat hubungannya dengan perasaan oleh sebab itu gunakanlah hati-mu dalam meelihara alam ini dan gunakanlah mata mu untuk melihat sejauh apa kau telah memelihara alam ini. Apakah sudah baikkah kamu?

Bait 4 :
Jagalah mata, jagalah hati
Ayunkan tangan, langkahkan kaki
Memelihara alam titipan ilahi
Cermin insan khalifah fil ardhi ..

Tafsir :
Khalifah ialah seorang yang ditugaskan sebagai pemimpi dan pelindung di muka bumi. Dan khalifah itu ialah kita, umat manusia. Oleh sebab itu baik-baiklah kamu dalam menjaga bumi ini. Jagalah mata dan hatimu agar kau tidak berbuat sesuatu yang merusak bumi ini.Bukan saja terucap dalam kata untuk menjaga bumi ini namun juga harus dilaksanakan dengan nyata.

Bait 5 :
Karena ulah tangan manusia
Darat dan laut rusak binasa
Warisan anak cucu tak tersisa
Bencana alam dimana-mana

Tafsir :
Kibat dari sebagian manusia yang tidak bertanggung jawab mengakibatkan bumi ini rusak binasa. Hancur seketika. Baik darat maupun laut dengan tega mereka hancurkan yang pada intinya akan merugikan mereka sendiri mungkin saja keturunan mereka nanti tidak dapat menikmati bumi, jangankan menikmati mungkin untuk melihatnya pun mereka tidak bisa.

Bait 6 :
Jiwa siswa SMA 8
dan pendidikan lingkungan hidup
ecological youth enviromental source
Siswa peduli ingkungan hidup
Cermin insan khalifah fil ardi
Huuu........ fil ardhi .. 

Tafsir :
Dengan begitu SMA 8 yang merupakan sekolah berwawasan pendidikan lingkungan hidu memiliki sebuah muatan lokal yang mungkin tidak asing lagi oleh kita PLH dengan harapan siswa SMA 8 mampu menjadi individu yang peduli akan lingkungan dengan naungan agama juga. Karena bila ingin merubah dunia kita harus mulai dari diri kita sendiri dan lingkungan kita.

Tafsir oleh : Dyah Anisa

Karya agung-Nya teramat luhur Semua makhluk hidup makmur Amal berkah tumbuh subur Jagat raya sujud syukur

Read more at: http://www.attayaya.net/2011/04/mars-pendidikan-lingkungan-hidup-sman-8.html
Diambil dari tulisan aslinya di http://www.attayaya.net
Karya agung-Nya teramat luhur Semua makhluk hidup makmur Amal berkah tumbuh subur Jagat raya sujud syukur

Read more at: http://www.attayaya.net/2011/04/mars-pendidikan-lingkungan-hidup-sman-8.html
Diambil dari tulisan aslinya di http://www.attayaya.net
Karya agung-Nya teramat luhur Semua makhluk hidup makmur Amal berkah tumbuh subur Jagat raya sujud syukur

Read more at: http://www.attayaya.net/2011/04/mars-pendidikan-lingkungan-hidup-sman-8.html
Diambil dari tulisan aslinya di http://www.attayaya.net

Video Mars Pendidikan Lingkungan Hidup

Rabu, 16 November 2011

Rancangan Solusi Masalah Lingkungan

Oleh: Dyah Anisa

Masalah :  Demam Berdarah

Apa itu Demam Berdarah?

DBD Demam Berdarah Dengue, Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Sejak tahun 1968 kasusnya cenderung meningkat hal ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah di Indonesia. “Padatnya penduduk membuat nyamuk senang, karena nyamuk lebih mudah menggigit,bahwa kepadatan penduduk menjadikan produksi sampah meningkat, sehingga menambah tempat berkembang biaknya bagi nyamuk untuk bersarang.


Fakta :
Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD.
”Kalau sebuah negara kasus DBD-nya tinggi, negara-negara lain takut tertular. Karena itu, masalah DBD menjadi masalah bersama negara anggota ASEAN,” kata Rita Kusriastuti, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), Kementerian Kesehatan, kepada wartawan, Jumat (18/2).
Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus. Menurut Rita, potensi penyebaran DBD di antara negara-negara anggota ASEAN cukup tinggi mengingat banyak wisatawan keluar masuk dari satu negara ke negara lain.
”Dibandingkan wilayah lain, negara-negara Asia Tenggara paling serius terkena dampak DBD,” kata Rita. Dalam pertemuan para Menteri Kesehatan se-ASEAN, disepakati untuk mengurangi risiko transmisi demam berdarah. Strategi utama yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya demam berdarah dan cara pencegahannya.
Sebagai Ketua Bidang Kesehatan ASEAN 2011, Indonesia berencana meluncurkan hari demam berdarah se-ASEAN (ASEAN Dengue Day) yang disepakati setiap tanggal 15 Juni.
Tujuan dari peluncuran ASEAN Dengue Day ini adalah meningkatkan komitmen nasional dan antarnegara anggota ASEAN pada upaya pengendalian demam berdarah, baik pencegahan, penanggulangan, hingga tata laksana sehingga angka kejadian dan kematian akibat DBD bisa ditekan.
Kasus DBD di Indonesia, menurut Rita, paling banyak terjadi di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Gejala dan Tanda DBD 

Demam
Demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari. Panas pada hari ke-3 kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 mendadak turun.Jangan tunggu hingga 7 hari, lepas hari ketiga panas tetap tinggi, segera untuk memeriksakan diri dengan tes darah. apabila dalam waktu kurang dari 7 hari penderita tidak ditangani dengan cepat  penderita dapat meninggal dunia.

Tanda-tanda pendarahan
 Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk membedakannya, regangkan kulit, jika bintik merah pada kulit tersebut hilang maka bukan Petekie. Petekie merupakan tanda pendarahan yang tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari-hari pertama demam.
Renjatan (Syok)
Tanda-tanda renjatan:
  • Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki
  • Penderita menjadi gelisah
  • Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
  • Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang 
Trombositopeni
  • Jumlah trombosit < 100.000/μl biasanya ditemukan diantara hari ke 3-7 sakit 
Gejala Klinik lain
  • Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita DBD ialah nyeri otot, anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi, dan kejang
  • Keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul mendahului perdarahan dan renjatan
 Solusi

  • Preventif
Lingkungan
Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.

Biologis
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri
Kimiawi
Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga digunakan larvasida.
Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.

  •  Curatif
  1. Penderita diberi minum yang banyak
  2. Penderita dikompres dengan air dingin
  3. Penderita diberi obat.Tindakan pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu parah adalah pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahatAspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan sodium naproxen justru dapat meningkatkan risiko pendarahan.Bagi pasien dengan demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akibat pendarahan yang terjadi.
  4. Secepatnya penderita dibawa ke dokter, Puskesmas atau Rumah Sakit, khususnya bila penderita tampak gelisah, ujung kaki dan tangannya dingin dan berkeringat.
  5. Menkonsumsi buah-buahan terutama buah yang menaikkan trombosit.
  • Rehabilitasi 
  1. Menutup tempat bergenangnya air
  2. Menguras tempat bergenangnya air seminggu sekali dan terus menerus
  3. Mengubur barang-barang bekas yang menjadi tempat bergenangnya air.
  • Promotif 
  1. Pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan ratusan Kader Wamantik (Siswa Pemantau Jentik) dan Bumantik (Ibu Pemantau Jentik), yang bertugas memantau 10 rumah di sekitarnya menyangkut keberadaan jentik di rumah mereka
  2. .Fogging, dengan syarat dan persetujuan dari Rumah Sakit sekitar
  3. Melaksanakan penyuluhan bahayanya DBD





Rabu, 05 Oktober 2011

K3LH dalam memasak

kabel yang dekat dengan mesin pengisian air

memotong bahan makanan ditangan tidak menggunakan talenan

terlalu dekatnta dengan kompor serta lengan baju yang terlalu dekat dengan api

banyaknya debu,virus,bakteri pada dapur








Tingkat Keparahan

Kemungkinan Terjadi
Jarang Terjadi (1)
Kurang  mungkin terjadi (2)
Mungkin terjadi (3)
Sangat mungkin terjadi (4)
Hampir pasti terjadi (5)
Tidak ada pengaruh (1)





Pengaruh sangat ringan (2)



Terkena minyak panas


Pengaruh ringan (3)


·         Debu (penyakit)
·          Mengiris bahan makanan ditangan

· Pencahayaan minim
Pengaruh serius (4)

·         Lantai yang licin
·         Konslet



Pengaruh fatal (5)

·        Kebakaran











Rabu, 03 Agustus 2011

Education for Sustainable Development

-Uraian Education for Sustainable Development-


Education for Sustainable Development (EfSD) : 
Peran Pendidikan Non Formal ?
Oleh : Lenni Arta FS Sinaga

          Berbagai teori dan pendekatan pendidikan telah dirumuskan oleh pakar pendidikan dunia, beberapa sudah menjadi deklarasi dunia seperti yang telah diprakarsai oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), salah satunya adalah konsep pendidikan untuk pengembangan berkelanjutan (Education for Sustainable Development - EfSD). Konsep EfSD  telah lama dikemukakan di dunia Internasional (UNESCO) akan tetapi di Indonesia secara implisit belum dituangkan dalam pendidikan nasional, meskipun secara parsial  terdapat dalam pendidikan lingkungan hidup, ekonomi dan sosial. 
Ide tentang EfSD pertama kali dincetuskan oleh Prof. Dr. Hans J. A. Van Ginkel, mantan rektor United Nations (UN) University dan Staf Ahli Sekjen UN. EfSD lahir dilatarbelakangi kondisi dunia kontemporer yang menghadapi persoalan makin kompleks dan mengarah pada situasi chaos. Hal ini terlihat dari makin meningkatnya pertumbuhan populasi dunia melebihi kapasitas produktivitas natural bumi. Semakin cepatnya perkembangan komunikasi dan transportasi, melahirkan sejumlah masalah besar dalam hal globalisasi, perdagangan, lingkungan, pembangunan, dan kemiskinan. Melalui EfSD diharapkan terbangun kapasitas komunitas atau bangsa yang mampu membangun, mengembangkan, dan mengimplementasikan rencana kegiatan yang mengarah kepada sustainable development.
Konsep sustainable development adalah pola pemanfaatan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap memelihara lingkungan, sehingga kebutuhan itu bukan hanya terpenuhi hari ini tetapi juga untuk generasi mendatang ”Sustainable development as development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs”. Pembangunan/pengembangan berkelanjutan adalah pembangunan/pengembangan yang mampu memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. EfSD adalah pendidikan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, yaitu pendidikan yang memberi kesadaran dan kemampuan kepada semua orang terutama generasi mendatang untuk berkontribusi lebih baik bagi pengembangan berkelanjutan pada masa sekarang dan yang akan datang.
EfSD menekankan pada 3 pilar yaitu ekonomi, ekologi atau lingkungan, dan sosial.  Ketiga aspek tersebut saling beririsan, tidak terpisah-pisah. Contohnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat tergantung pada  lingkungan yang bersih sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan mereka seperti mendapatkan makanan dan sumber daya, air bersih, dan udara bersih. Berkelanjutan  berarti berpikir  tentang masa mendatang, di mana lingkungan, masyarakat dan ekonomi menjadi pertimbangan sehingga diperoleh keseimbangan dalam pengembangan dan upaya meningkatkan kualitas hidup.
Fungsi dan manfat EfSD; pertama, terbangun kapasitas komunitas/bangsa yang mampu membangun, mengembangkan, dan mengimplementasikan rencana kegiatan yang mengarah kepada sustainable development, yaitu kegiatan yang mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan ekosistem. Kedua, mendidik manusia agar sadar tentang individual responsibility yang harus dikontribusikan, menghormati hak-hak orang lain, alam dan diversitas, dapat menentukan pilihan/keputusan yang bertanggungjawab, dan mampu mengartikulasikan semua itu dalam tindakan nyata. Ketiga, menumbuhkan komitmen untuk berkontribusi dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik, dunia yang lebih aman dan nyaman, baik sekarang maupun di masa mendatang.
Tahun 2005 – 2014 ditetapkan sebagai dasawarsa EfSD. Tujuan akhir dasawarsa ini ialah bahwa pendidikan pembangunan berkelanjutan haruslah menjadi lebih daripada sekedar sebuah semboyan.  Akan tetapi menghasilkan kenyataan konkret bagi kita semua, perorangan, organisasi, pemerintahan dalam segala keputusan dan tindakan kita, sehingga terpenuhilah janji adanya sebuah planet yang berkelanjutan dan dunia yang lebih aman bagi anak, cucu, dan keturunan kita. Hal ini berarti pendidikan harus mampu menanggapi masalah-masalah sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan hidup yang kita hadapi dalam abad ke-21.
 Perlu dibedakan antara  pendidikan tentang pengembangan berkelanjutan dan pendidikan untuk pengembangan berkelanjutan. Kata pertama mempunyai makna  pembelajaran untuk kesadaran atau pembahasan secara teoritis. Sedangkan kata yang kedua, pendidikan digunakan sebagai upaya, sebagai alat atau cara untuk mencapai sustainibilitas. Tentu saja yang dimaksud bukan hanya sekedar pembahasan secara teoritis. Masyarakat merupakan sasaran yang harus dijangkau EfSD, unsur masyarakat mulai dari anak anak, remaja, dewasa sampai orang tua, laki-laki, perempuan, kelompok  dan golongan masyarakat apapun adalah tempat EfSD ditanamkan dan disemaikan. EfSD harus diakarkan di masyarakat lokal karena dampak pembangunan berkelanjutan dan pembangunan tidak berkelanjutan dirasakan langsung di tingkat lokal.
Lantas bagaimana peran Pendidikan Non Formal? Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan serta berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal  dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Tentu saja menerapkan EfSD pada masyarakat akan mendapat tantangan, oleh karena itu sistem pendidikan nonf ormal harus selalu berbenah diri mengikuti proses perkembangan pendidikan pada khususnya dan proses perkembangan serta pembangunan pada umumnya.  Bagi lembaga pendidikan formal (PNF), EfSD hendaklah tidak dianggap sebagai tambahan satu mata ajar lagi dalam kurikulum. Pembangunan berkelanjutkan selayaknya dapat diintegrasikan dalam konteks semua program PNF.
EfSD mencakup konservasi dan preservasi tentang lingkungan dan hubungan sosial antarmanusia dan keberlangsungan manusia. Pendidikan non formal berperan mendidik manusia untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungannya.”  Banyak masalah yang perlu dipikirkan, seperti penebangan hutan untuk kepentingan segelintir manusia, pertambangan liar, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di daerah terpencil dan banyaknya warga yang tidak mempunyai keterampilan akan membuat peluang mengimplementasikan pendidikan untuk pengembangan yang berkelanjutan semakin kecil.  Akibatnya keterikatan kita terhadap energi semakin tinggi. Oleh sebab itu  tidak ada alternatif lain, tenaga kerja kita harus terdidik karena itu merupakan kunci peningkatan ekonomi berbasis pengembangan berkelanjutan. Masyarakat yang tingkat pendidikannya lebih tinggi akan lebih banyak terlibat dalam pengambilan keputusan. Mereka akan mampu membaca data yang dilaporkan oleh masyarakat. Kualitas hidup, pendidikan juga sebagai upaya utama untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pendidikan dapat meningkatkan perekonomian keluarga, meningkatkan kualitas kehidupan, menurunkan tingkat kematian dan meningkatkan kualitas pendidikan untuk generasi berikutnya, termasuk perekonomiannya, pendidikan yang baik berimplikasi pada individu dan bangsa. Pendidikan nonformal menjadi bagian penting dalam pemberdayaan masyarakat.  PNF lebih mempunyai makna sebagai salah satu jalur pendidikan yang dapat dipilih oleh masyarakat, selain jalur pendidikan formal. Layanan pendidikan yang diberikan jauh lebih memberikan keterampilan, kecakapan dan multi makna yang mampu meningkatkan kesejahteraan hidup peserta didiknya. PNF dengan sifat pembelajaran yang luwes, fleksibel, berorientasi pada kebutuhan pasar/masyarakat dan bertumpu pada kecakapan hidup mempunyai kemampuan untuk menembus seluruh lapisan masyarakat. Ini sesuai dengan motto PNF, “menjangkau yang belum terlayani”.
Kecakapan hidup merupakan konsepsi yang bermaksud memberi kepada seseorang bekal pengetahuan, keterampilan dan kecakapan fungsional berupa kecakapan pribadi, sosial, akademik dan vokasional secara praktis, ditambah dengan peningkatan kemampuan kewirausahaan serta nilai professional. Pada akhirnya seseorang mampu bekerja dan/atau berusaha mandiri dengan memanfaatkan potensi dan peluang lingkungannya untuk meningkatkan mutu kehidupannya dan menjaga kelestarian lingkungannya. Pendidikan kecakapan hidup mempunyai spektrum luas baik subjek maupun objeknya. Adanya pembatasan kelompok sasaran peserta program untuk masyarakat miskin, buta aksara, tidak sekolah, putus sekolah dan antarjenjang pendidikan dan masyarakat marginal lain yang dilakukan untuk memfokuskan hasil dari peserta program yaitu, (1) memberikan keterampilan bekerja;    (2) mendorong peserta berusaha mandiri akan memberi kemudahan bagi PTK PNF untuk mengimplementasikan EfSD. Dengan demikian tujuan akhir pendidikan kecakapan hidup yaitu untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraaan dan produktivitas hidup masyarakat marginal dapat tercapai dibarengi dengan harmoni sosial dan lingkungan masyarakat.
Ada beberapa metode yang dapat ditempuh dan dilaksanakan berkesinambungan dalam upaya penerapan konsep EfSD secara berulang-ulang yaitu melalui ceramah, diskusi, seminar, percontohan, keteladanan, spanduk, selebaran, brosur, dan iklan, termasuk yang ditayangkan di media televisi, dirilis di radio, dipasang di jalan-jalan, termasuk di internet seperti milis dan facebook. Kenyataan memang sebagai subsistem pendidikan nasional PNF dihadapkan pada dua tantangan besar pembangunan PNF. Pertama, bagaimana PNF mampu melaksanakan komitmen nasional untuk mengembangkan mutu pendidikan. Kedua, bagaimana PNF mampu berperan efektif membantu menyelesaikan masalah masyarakat lapisan bawah, yang memiliki keterbatasan akibat ekonomi, geologis, sosial dan demografis.
Pendekatan untuk mengintegrasikan aspek mutu dalam mengembangkan program PNF serta melibatkan seluruh stakeholder pendidikan merupakan strategi untuk menjawab tantangan tersebut dan sekaligus dapat mendukung konsep EfSD. Bagi PNF, program-program yang tidak mempertimbangkan mutu tidak akan efektif. PNF diharapkan dapat mengatasi persoalan tersebut, asalkan dilakukan dengan strategi yang efektif, melibatkan seluruh komponen pendidikan khususnya satuan-satuan pendidikan non formal yang meliputi, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), PKBM, Lembaga Pengembangan/Pemberdayaan Terpadu Masyarakat (LPTM), organisasi sosial, ormas, LSM dan organisasi perempuan membangun jaringan kerja dengan stakeholder pendidikan. Langkah utama yang harus dilakukan adalah menyiapkan pendidik dan tenaga kependidikan PNF sehingga memiliki kompetensi EfSD. Kegiatan yang ditempuh salah satunya kegiatan diklat yang berkaitan dengan pendidikan untuk pengembangan berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (EfSD) bagi PTK-PNF, yang fokus kepada kegiatan peningkatan kompetensi terhadap pemahaman global yaitu berkaitan dengan meningkatnya world interlinkages, seperti masalah globalisasi ekonomi, perdagangan, pembangunan, kemiskinan, lingkungan, dan cuaca. Dengan demikian PTK PNF dapat meningkatkan kompetensi dalam mendidik masyarakat agar lebih sadar akan tanggungjawab secara individu dan kelompok yang dikontribusikan dengan menghormati hak-hak orang lain, alam dan diversitas, serta menentukan pilihan yang bertanggungjawab dan mampu mengartikulasikan semua itu dalam tindakan nyata. 
Oleh karena sasaran PNF sangat luas, yaitu mencakup segala lapisan masyarakat, tidak terbatas pada usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, anak yang belum pernah sekolah, putus sekolah, dan masyarakat yang pengetahuan dan keterampilannya sangat rendah (termarginalkan), maka diklat EfSD menjadi penting dilakukan kepada PTK PNF, karena hasil diklat akan terimplementasi  langsung dengan perubuhan mindset masyarakat. Program diklat seyogianya  dirancang untuk mendukung pengembangan berkelanjutan bagi PTK Nonformal. yaitu dengan mengubah  pola hidup hemat untuk menjaga keseimbangan konsumsi dan produksi, melaksanakan implementasi teknologi baru yang ramah lingkungan dan pembentukan organisasi-organisasi sosial untuk bersama-sama mengkaji sebab-akibat serta mengatasi permasalahan perubahan global.
Pendidikan non formal ditutut dapat menerapkan konsep tersebut, oleh karena itu dibutuhkan kompetensi dari pendidik dan tenaga kependidikan non formal misalnya kompetensi Pendidik PAUD tentang kesadaran lingkungan pada anak usia dini, perilaku hidup bersih dan sehat, konsep belajar melalui bermain. Kompetensi Pamong Belajar tentang pemahaman konsep pendidikan lingkungan hidup berbasis EfSD (Ekologi, Manajemen Lingkungan, Pengelolaan Limbah, Pemanfaatan Sumber Daya Alam seperti Air dan Tanah). Kompetensi pamong belajar dan penilik tentang konsep pengembangan wawasan kebangsaan (HAM, Kewarganegaraan, Kesetaraan, Gender, Masa Depan Berkelanjutan, Kemitraan, Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan, dan Pemerintahan). Kompetensi instruktur kursus tentang; kecakapan hidup (life skills) yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan, pengelolaan limbah, manajemen lingkungan,  pembuatan  kompos, handycraft, bengkel, otomotif, dan lain-lain.
- Power Point-





Rabu, 27 Juli 2011

Bahaya Rokok

 
Copyright © Daun Harapan. Design By New Blogger Templates
Support IE 7, On Sales, Best Design